Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Comments

RSS

Alat Indera pada manusia



                Setiap organisme memiliki alat indera  pada tubuhnya,begitu juga manusia. Alat Indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh. Manusia memiliki lima alat indera, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kelima alat indra itu disebut panca indera.  



I.          Indera Pendengaran dan Keseimbangan (Telinga)



Gambar 1.1
                   Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia,karena indera keseimbangan secara struktural berada dekat pendengaran,dibelakang telinga dalam yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus,serta kanalis semi-sirkularis yang berfungsi dalam pengaturan keseimbangan tubuhyang berhubungan dengan saraf otak VIII




1.)     Bagian-Bagian Telinga

Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam.

a.)      Telinga Bagian Luar

Terdiri atas:

o    Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.

o    Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.

o    Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombangsuara.

o    Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar

getaran suara.


b.)     Telinga Bagian Tengah

Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.

o    Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.

o    Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi.  Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong.


c.)      Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.

o    Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.

o    Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan  menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.

o    Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.





2.)     Proses Mendengar

Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut.

Selain sebagai indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak. Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.

3.)        Gangguan pada Telinga

Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:

a.)      Tuli, tuli ada dua macam yaitu:

o    Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.

o    Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.


b.)     Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.


c.)      Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali dalam seminggu.


d.)     Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah.  Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.


e.)     Tosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.


f.)        Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.


g.)      Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.



II.          Indera Penciuman/Pembau (Hidung)



            Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau  atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.

Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.

1) Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
2) Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf (Neuron).




Gambar 1.2

1.)     Proses Pembau

Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul implus yang dijalarnkan dari saraf olfaktori ke traktus olfaktorius, lalu menuju ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.



2.)     Gangguan  Pada Hidung

Biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.

Indera pembau pada hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan- kelainan itu antara lain sebagai berikut.

a.)  Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung

karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.

b.)  Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga

menyebabkan kemampuan membaui dan mengecap berkurang.







III.            Indera Pengecap (Lidah)


Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Menurut bentuknya,papila dibagi menjadi tiga jenis,yaitu:

o    Papila Filiformis , berbentuk seperti benang halus dan terdapat pada bagian depan  lidah

o    Papila Fungiformis , berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, banyak terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah

o    Papila Sirkumvalata , berbentuk bulat,tersususn seperti huruf V terbalik di belakang lidah

Di dalam satu papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel,yaitu sel penyongkong yang berfungsi untuk  menopang dan sel pengecap (sel rambut sebagai reseptor) yang memiliki tonjolan seperti rambut keluar dari tunas pengecap.  Setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap salah satu rasa, yaitu rasa manis,asin,asam,atau pahit yang pembagian letaknya seperti gambar berikut.


Gambar 1.3



IV.            Indera Peraba (Kulit)


Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada  kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas (tanpa selaput), dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Berikut pembangian rangsangannya.


Gambar 1.4

Ujung Saraf Berselaput
Rangsangan
Korpus Meissner
Sentuhan
Korpus Paccini
Tekanan
Korpus Ruffini
Panas
Korpus Krausse
Dingin
Ujung saraf tanpa selaput
Sakit / Nyeri



Gangguan Pada Kulit

a.        Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.


b.       Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar