Gambar 1.1 |
Coba perhatikan Gambar 1.1, Gambar tersebut memperlihatkan
dua orang yang berbincang-bincang melalui telepon. Seseorang di suatu tempat
menyampaikan suatu pesan dan ditanggapi oleh orang di tempat lain. Melalui
komunikasi tersebut akhirnya pesan yang disampaikan seseorang dapat ditanggapi
oleh orang lain. Ilustrasi tersebut ternyata dapat menjelaskan tentang sistem
saraf. Dilihat dari cara kerja dan fungsinya, saraf bagaikan sebuah jaringan
komunikasi. Sistem saraf berfungsi untuk menerima pesan dan menanggapi pesan
tersebut. Dalam hal ini, pesan disebut rangsang. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa saraf merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsang dan kemudian menanggapi rangsang tersebut.
A. Sistem saraf pada
Manusia
1.
Sel Saraf (Neuron)
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel
tersebut dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut
ibarat pasangan tak terpisahkan yang menyusun jaringan saraf. Jika ada sel
neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel neuroglia
berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk
kehidupan neuron.
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang), serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang), serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut.
a. Badan Sel
(Perikarion)
Bagian sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah
satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan
sel juga terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma
kasar. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein
yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan
neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.
b. Dendrit
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dendrit merupakan tonjolan sitoplasma
dari bagian badan sel. Lihat Gambar 1.2. Dibandingkan akson, dendrit ini
lebih halus, lebih pendek, dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi
dendrit ini adalah untuk meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang
(reseptor) menuju ke badan sel.
c. Akson
Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang
panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi
berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu
sebagai berikut.
1) Neurofibril
Neurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut
halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.
2) Selubung
Mielin
Bagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung
mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi
akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan
yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.
3) Nodus
Ranvier
Nodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung
mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini,
terlihat bagian akson tampak berbuku-buku.
Sel-sel saraf
tersebut membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin
saraf dan saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan
penerima rangsang (reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang
berhubungan dengan ujung akson dari neuron lain.
Ujung akson pada
sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan efektor, yaitu struktur yang
memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya otot dan
kelenjar. Pertemuan antara akson dengan dendrit atau efektor disebut sinapsis
2.
Macam
– Macam Neuron
Dilihat dari
struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.
a.
Neuron Sensorik
Sel saraf ini sangat
berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra. Fungsi
saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian meneruskan
impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel
dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit
berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya
berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.
b.
Neuron Motorik
Struktur neuron motorik ini,
yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan ujung akson yang
berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun kelenjar. Neuron
motorik ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot
dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung berjalan
dari neuron sensori ke neuron motorik.
c.
Interneuron
(Neuron Asosiasi)
Interneuron ini merupakan sel
saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk meneruskan impuls saraf dari
neuron sensorik ke neuron motorik. Struktur interneuron ini, yaitu bagian ujung
dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari sel saraf yang lain.
3.
Mekanisme Jalan-nya Impuls
Secara umum, fungsi
sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi rangsang tersebut.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan jaringan
komunikasi yang kompleks.
Sebagai jaringan
komunikasi, tentunya saraf memiliki mekanisme khusus tentang cara meneruskan
impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :
a.
Impuls Dihantarkan
Melalui Sel Saraf
Impuls dapat
diteruskan dan mengalir melalui sel saraf yang disebabkan adanya perbedaan
potensial listrik yang disebut dengan polarisasi. Muatan listrik di luar
membran sel saraf adalah positif sedang muatan yang di luar adalah negatif.
Apabila sel saraf diberi rangsangan akan mengakibatkan polarisasi membran
berubah, sehingga polarisasi akan mengalami pembalikan. Proses pembalikan akan
diulang yang menyebabkan rantai reaksi.
b.
Impuls Dihantarkan
Lewat Sinaps. Struktur sinaps dapat Anda lihat pada Gambar berikut.
Apabila impuls
mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion
kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan gelembung
sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah sinaps.
Gelembung sinaps
melebur dengan membran prasinaps. Impuls sampai ke membran postsinaps karena
dibawa oleh neurotransmitter, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim
yang dihasilkan oleh membran postsinaps.
4.
Susunan Saraf Manusia
Struktur dari sel
saraf (neuron) akan membentuk jaringan saraf dan kemudian menyusun sistem
saraf. Antara sel saraf satu dengan yang lain saling berhubungan dan bekerja
sama dalam menerima dan menanggapi rangsang sehingga dapat menghasilkan suatu
respon tubuh. Berdasarkan macamnya, sistem saraf itu meliputi sistem saraf
pusat dan sistem saraf tepi. Apakah yang dimaksud sistem saraf pusat dan tepi?
Materi tersebut akan kita bahas pada materi selanjutnya.
a. Sistem Saraf Pusat
Dari macamnya,
sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan
sistem saraf tepi terdiri atas saraf sadar dan tidak sadar (otonom).
Jika dilihat dari namanya, sistem saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi
dari segala aksi yang harus dilaksanakan.
Adapun sistem saraf
tepi berfungsi untuk memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang
adanya rangsangan dan menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Dari
pengertian ini, dapat diketahui antara sistem saraf pusat dan tepi ada kerja sama
yang sinergis, dan tidak dapat bekerja sendirisendiri. Sistem saraf pusat
meliputi:
1)
Otak
Otak manusia
terdiri atas bagian kiri dan kanan. Masing-masing bagian mempunyai tugas
tersendiri. Otak kiri mengatur kegiatan bagian kanan tubuh, sebaliknya otak
kanan mengatur kegiatan bagian kiri tubuh. Otak dibungkus oleh tiga membran
pelindung yang disebut meninges.
Di antara dua
membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai bantalan
bagi otak terhadap goncangan atau benturan. Pada tengkorak lapisan terluar dari
meninges disebut duramater, lapisan tengah disebut dengan arachnoid dan
lapisan terdalam, yaitu piamater. Otak memiliki empat kamar berupa
ventrikel yang terisi juga oleh cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi
ventikel dilengkapi dengan silia yang berfungsi untuk menjaga agar cairan
serebrospinal tetap beredar.
Antara dua
ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga dapat memungkinkan
pertukaran bahan antara darah dan cairan serebrospinal. Di dalam otak terdapat
12 pasang saraf kranial. Adapun otak sendiri dapat dibedakan menjadi otak
depan, otak tengah, dan otak belakang untuk mengetahui lebih mendetail dapat
Anda simak penjelasan di bawah ini!
a. Otak Besar
Otak
besar terletak di bagian paling depan dengan struktur yang menonjol yang
disebut dengan serebrum. Bagian ini memiliki dua belahan, yaitu kiri dan
kanan. Bagian kiri mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak
bagian kanan mengatur dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kiri. Otak
besar berfungsi sebagai pusat berpikir (kepandaian), kecerdasan, dan kehendak.
Otak besar juga mengendalikan semua kegiatan yang didasari seperti bergerak,
mendengar, melihat, berbicara, berpikir, dan lain-lain. Otak besar ini terdiri
atas dua lapisan berikut.
(1)
Korteks
Korteks
merupakan bagian luar dari serebrum. Bagian ini terbuat dari bahan abu-abu,
yaitu massa badan sel. Keadaan korteks memiliki permukaan yang berlipat-lipat
sehingga dapat memperluas permukaannya.
(2)
Lapisan Dalam
Pada
lapisan ini terdapat serabut saraf bermielin yang disusun dari bahan putih.Di
bagian otak besar ini terdapat talamus, hipotalamus, bagian dari kelenjar
pituitari, dan kelenjar pineal. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang
pada korteks serebrum. Semua pesan sensori yang sampai ke otak harus melalui
talamus terlebih dahulu agar dapat dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan
dari reseptor diterima talamus dan kemudian diteruskan ke area sensorik
serebrum.
Hipotalamus
berfungsi
sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-organ dalam. Selain itu,
hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air dalam darah.
Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon yang dihasilkan, antara
lain oksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang tersimpan di lobus
posterior pada pituitari, serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH
(Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus anterior pada pituitari. Otak
besar dibagi menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut.
1)
Lobus Osksipitalis
Daerah
ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami kecelakaan
dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami kebutaan. Apabila
kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah radioaktifnya sangat
meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis. Coba Anda perhatikan
daerahdaerah otak yang mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia pada Gambar
berikut :
2)
Lobus Temporalis
Bagian
ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan metabolisme
daerah pembicaraan pada lobus temporalis.
3)
Lobus Frontalis
Daerah
ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir,
belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan beberapa
emosi bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan sebuah
penelitian (tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata kerusakan pada
lobus frontalis dapat mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada
penelitian yang sudah dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini
mengakibatkan karakter seseorang yang sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh
bisa berubah menjadi sembrono, tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan
tidak sopan.
4)
Lobus Parientalis
Daerah ini
terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus parientalis
terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis atau celah
Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang panas, dingin,
tekanan, dan sentuhan.
b.
Otak Tengah
Otak tengah disebut
juga disensefalon dan terletak di depan otak kecil dan jembatan varol.
Otak tengah ini berukuran kecil dan tidak mencolok. Fungsi utamanya adalah
untuk memberikan impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan
mata. Di samping itu juga berfungsi menjaga keseimbangan.
Melalui pusat
medula oblongata dan otak tengah menuju ke atas merupakan jaringan serabut
saraf yang disebut dengan formasi retikuler yang berfungsi dalam mengaktifkan
atau membangunkan otak depan. Aksi formasi retikular sangat selektif, artinya
formasi retikular ini dapat mengakibatkan kematian.
c.
Otak Belakang
Otak belakang
terbagi menjadi dua bagian, yaitu medula oblongata (sumsum lanjutan) dan
serebelum (otak kecil). Masing-masing bagian tersebut memiliki koordinasi dan
fungsi sendiri-sendiri.
(1)
Medula Oblongata
Bagian ini tampak
seperti ujung bengkak pada tali spinal. Sebenarnya ukurannya kecil tetapi
fungsinya sangat besar, karena jika terjadi kerusakan pada bagian medula
oblongata ini dapat mengakibatkan kematian. Fungsi medula oblongata, antara
lain menstimulasi otot-otot antartulang rusuk dan diafragma sehingga dapat
memungkinkan untuk pernapasan; mengkoordinir saraf yang mengatur detak jatung
diameter arteriola, tekanan darah, suhu tubuh, gerakan alat-alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan; mengkoordinir gerak refleks, misalnya kedipan
mata, bersin, bersendawa, dan muntah.
Medula oblongata
ini akan diteruskan ke bawah yang disebut sumsum tulang belakang. Bagian sumsum
lanjutan yang menghubungkan antara sumsum lanjutan dengan otak disebut vons
varolii (jembatan varoli).
(2)
Serebelum (otak
kecil)
Serebelum
terdiri atas dua belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya adalah untuk
mengkoordinasikan kegiatan lokomotor tubuh, antara lain pengaturan otot,
posisi, dan keseimbangan tubuh.
Rusaknya
bagian serebelum ini dapat mengakibatkan seseorang kehilangan koordinasi
gerakan otot tubuh. Pada gambar di depan gerakan halus dan lemah gemulai yang
dihasilkan penari dikoordinir oleh serebelum.
2) Sumsum
Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa
sumsum tulang belakang (medula spinalis) merupakan lanjutan ke bawah
dari medula oblongata. Sumsum tulang belakang ini terletak memanjang
dari ruas tulang leher sampai dengan antara tulang pertama dan kedua.
Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut.
a)
Menghubungkan
sistem saraf tepi ke otak.
Informasi
melalui neuron sensori ditransmisikan dengan bantuan interneuron.
b)
Sebagai
pusat dari gerak refleks,
misalnya
refleks menarik diri. Irisan melintang menunjukkan bagian luar berwarna putih
yang banyak mengandung dendrit dam akson, sedangkan bagian dalam berwana
abuabu. Pada bagian yang berwarna abu-abu inilah terdapat cairan serebrospinal,
seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini tepatnya terletak di saluran tengah
yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak. Bagian tengah yang
berwarna abu-abu ini jika dilihat seperti huruf H. bagian ini mengandung badan
saraf motorik yang mempunyai akson menuju ke efektor dan juga mengandung saraf
sensorik.
c)
Susunan
Saraf Tepi
Susunan
saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang
belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang
belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot,
misalnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri
atas serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan
dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara
kerjanya, yaitu sebagai berikut.
1)
Sistem
Saraf Sadar
Sistem
saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan,
menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar
terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf
spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat
pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf
sensorik dan motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain
sebagai berikut.
i. Saraf olfaktori,
saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
ii. Saraf okulomotori,
troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut merupakan saraf
motorik.
iii. Saraf trigeminal,
fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan saraf
gabungan dari saraf sensorik dan motorik.
2)
Sistem
saraf tak sadar (otonom)
Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di
bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,
perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan
lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh
hipotalamus di otak.
Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di
depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak
otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut
jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.
Sistem saraf otonom ini dibedakan
menjadi dua.
a)
Sistem Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang.
Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa
yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi,
dan menghambat kontraksi kantung seni.
b)
Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan
saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat
detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja
alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni.
Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan keadaan yang
normal.
B.
Gerak Refleks
Pernahkah kaki Anda tanpa sengaja menginjak duri atau benda
tajam lainnya? Apa yang terjadi seketika itu? Pasti Anda akan dengan cepat
menarik kaki, mungkin dibantu dengan gerakan tangan, dan sambil berteriak
secara spontan. Gerakan yang Anda lakukan tersebut merupakan contoh gerak
refleks. Gerak refleks merupakan gerakan yang tidak kita sadari. Proses
gerak ini lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak refleks ini sebenarnya
merupakan mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang berbahaya,
seperti contoh di atas. Refleks di atas merupakan refleks penarikan. Aksiaksi
yang terjadi pada peristiwa itu, antara lain:
1.
Rangsang dari luar diterima oleh
reseptor;
2.
Impuls-impuls saraf neuron sensorik
pada reseptor tersebut dilanjutkan ke sistem saraf pusat, yaitu sumsum tulang
belakang;
3.
Di sumsum tulang belakang ini impuls
dilanjutkan oleh interneuron dari neuron sensorik ke neuron motorik;
4.
Dari neuron, motorik impuls
dilanjutkan ke efektor kemudian efektor dirangsang untuk berkontraksi,
akibatnya terjadi gerakan secara spontan dengan menarik kaki sambil berteriak.
C. Fungsi
Sistem Saraf
Sistem saraf dapat mengalami kelainan-kelainan berikut.
1.
Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson biasanya menyerang orang yang berusia 40
tahun ke atas. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya neurotransmitter
dopanmin pada basal ganglia. Gejala penyakit ini, yaitu gemetar pada tangan,
kaku otot, sehingga sulit bergerak.
2.
Epilepsi
Epilepsi disebabkan karena beberapa hal, antara lain karena
terdapatnya jaringan parut pada otak, tumor, gangguan metabolisme, dan
lain-lain. Epilepsi ditandai dengan kejang-kejang dan hilang kesadaran.
3.
Stroke
Stroke dapat dipicu oleh tekanan darah tinggi (hipertensi).
Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga akan mengganggu
fungsi otak. Gejala stroke, antara lain pusing-pusing, apabila sudah parah
diikuti dengan gejala lain, yaitu sulit berbicara, tidak dapat melihat, lumpuh,
bahkan mati separuh.
4.
Neuritis
Neuritis merupakan penyakit radang saraf yang disebabkan karena
benturan fisik misalnya pukulan, patah tulang. Ada juga yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin, antara lain vitamin B1, B6, dan B12. Gejala neuritis,
antara lain kesemutan dan terasa sakit pada daerah yang disarafi.
0 komentar:
Posting Komentar